Medan, Gatra.com – Langit masih gelap, matahari belum memperlihatkan cahanya. Namun jemaat kristen di gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sei Agul, Medan sudah memadati halaman gereja.
Mereka berkumpul dalam sukacita. Saling bertegur sapa dan bersalaman. Jemaat tersebut satu persatu mengambil obor. Kemudian berbaris guna mengikuti pawai obor paskah. Nyala obor pun menghiasi gelap. Seperti ada butiran cahaya yang berjejer diantara kabut.
Setelah seluruh obor menyala, sejumlah alat musik tiup terdengar. Lantunan lagu-lagu bernuansa rohani pun berkumandang. Ratusan jemaat berjalan mengelilingi lingkungan di sekitar gereja. Berjalan sembari menggegam obor. Berbagi tawa dan berbagi sukacita. Mengucapkan selama Paskah kepada setiap pengemudi yang berpapasan dengan mereka.
Suasana itulah yang terlihat, Minggu, (21/4), tepatnya pukul 04:00 WIB. Pawai obor yang dilakukan jemaat HKBP Resort Medan IV tersebut merupakan tradisi yang mereka lakukan setiap tahun. Tradisi ini diikuti jemaat dari berbagai golongan. Mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (Lansia).
Pawai tersebut memecah keheningan pagi. Mengajak seluruh umat yang memaknainya untuk ikut bergembira. Tidak hanya sebagai tontonan bagi warga yang melihatnya, namun juga sebuah kebahagian atas kebersamaan di dalam Kristus.
Selain pawai obor, jemaat juga akan diajak mengikuti ibadah subuh. Ibadah perenungan dan ucapan syukur atas kebangkitan kristus. Kemudian setelah selesai ibadah, jemaat akan menggelar berbagai rangkaian acara. Salah satunya mengikuti acara telur Paskah. Termasuk lomba makan telur dan berbagi telur.
Perayaan Paskah bagi mereka memiliki makna yang sangat besar. Karena itu penyambutannya dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Termasuk pra Paskah dengan rangkaian ibadah dan perenungan tentang proses kematian Yesus di kayu salib yang kemudian bangkit pada hari ketiga.
Pimpinan HKBP Sei Agul, Pendeta (Pdt) Suwandi Sinambela, STh mengatakan bahwa perayaan Paskah adalah hari kebangkitan Yesus. Bagi umat Kristen merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. Sebagaimana tercatat di dalam Injil.
Untuk pelaksanaan pawai obor, menurut Suwandi secara teologis tidak memiliki makna. Namun dalam konsep perayaan, pawai obor merupakan sukacita terang. Dimana umat Kristus harus menjadi terang. Membawa damai dan berkat bagi sesama.
Suwandi mengatakan kegiatan tersebut tidak wajib. Karena hanya kebijakan dan tradisi gereja saja. “Obor berarti terang. Kita menjadi terang. Karena Yesus telah menyelamatkan kehidupan manusia,” katanya.
Sementara telur memaknai simbol awal kehidupan. Karena kematian Yesus dan kebangkitanNya adalah tanda dari kehidupan baru bagi umat manusia. Karena itu perayaan Paskah juga tidak lepas dari acara telur. “Telur awal kehidupan, dalam telur kita bisa meknai lahirnya sesuatu yang baru. Kehidupan yang lebih baik,” jelasnya.
Reporter: Baringin Lumban Gaol