Kolombo, Gatra.com - Sedikitnya 52 orang tewas di Sri Lanka pada hari Minggu pagi, ketika serangkaian ledakan bom menghancurkan hotel-hotel dan gereja-gereja di tengah jemaah menghadiri kebaktian Paskah, kata polisi kepada AFP.
Seorang pejabat polisi, yang minta namanya tidak disebutkan mengungkapkan, setidaknya ada 42 orang tewas di Kolombo, tempat ketiga hotel dan satu gereja yang diserang.
Sepuluh orang lainnya dipastikan tewas di kota Batticaloa, di timur negara itu, tempat gereja lain menjadi sasaran.
Selain itu, ada juga laporan ditemukan korban lainnya dalam ledakan di sebuah gereja di utara ibukota dengan jumlah korban yang diperkirakan meningkat.
Belum diketahui daya ledak bom tersebut. Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Presiden Maithripala Sirisena dalam pidatonya mengatakan dirinya terkejut dengan berita ledakan dan meminta warga tetap tenang.
Menteri Keuangan Mangala Samaraweera, dalam akun Twitternya yang diverifikasi, mengatakan serangan itu telah menewaskan "banyak orang tak bersalah" dan merupakan "upaya terkoordinasi dengan baik untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan & anarki." di kota tersebut.
Ledakan pertama dilaporkan di St Anthony's Shrine, sebuah gereja di Kolombo dan Gereja St Sebastian di kota Negombo di luar ibukota.
Puluhan warga terluka dalam ledakan St Anthony dan dilarikan ke Rumah Sakit Nasional Kolombo sejak pagi, kata seorang pejabat kepada AFP.
"Serangan bom ke gereja kami, kami mohon bantuannya jika ada anggota keluarga Anda di sana," kata sebuah pernyataan yang posting dalam bahasa Inggris di halaman Facebook Gereja St Sebastian di Katuwapitiya di Negombo.
Tak lama setelah ledakan-ledakan itu, dilaporkan polisi mengkonfirmasi tiga hotel di ibukota itu juga telah diserang, bersama dengan sebuah gereja di Batticaloa.
Seorang pejabat di salah satu hotel, Cinnamon Grand Hotel dekat kediaman resmi perdana menteri di Kolombo, mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu telah menghancurkan restoran hotel.
Dia mengatakan setidaknya satu orang tewas dalam ledakan itu.
Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 300 orang dirawat akibat terluka pasca ledakan tersebut.
"Pertemuan darurat berlangsung dalam beberapa menit setelah ledakan. Operasi penyelamatan masih sedang berlangsung," kata Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Sri Lanka, Harsha de Silva, dalam sebuah tweet di akun terverifikasinya.
Dia mengatakan bahwa pihaknya telah mengunjungi dua hotel yang diserang dan berada di tempat kejadian di St Anthony's Shrine dan menggambarkan bagaimana kejadian "adegan mengerikan," itu.
"Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan," katanya dalam tweet dan menambahkan bahwa ada "banyak korban termasuk orang asing." berada di sana.
"Kami Harap tenang dan tetap di dalam ruangan," katanya.
Diketahui, hanya ada sekitar enam persen dari mayoritas penduduk Sri Lanka yang beragama Budha adalah Katolik, tetapi agama dipandang sebagai kekuatan pemersatu karena mencakup orang-orang dari kelompok etnis Tamil dan mayoritas Sinhala.
Anthony Djafar/AFP