Jakarta, Gatra.com - Puluhan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Polisi di berbagai daerah meninggal usai menjalankan ‘tugas negara’ pemilu serentak 2019. Mereka meregang nyawa karena kelelahan.
Kepada Gatra.com, sejumlah petugas KPPS mengaku kapok ikut terlibat dalam pemilu. Mereka bekerja hampir 24 jam mengurusi pemilu legislatif dan presiden bersamaan.
“Kapok, enggak mau lagi. Dulu (2014) jadi KPPS juga, tidak separah ini, sore wes rampung (sore sudah selesai),” ujar Adhy Putra, anggota KPPS di TPS 19, Margadana, Kota Tegal, Minggu (21/4).
Saat pemilu 17 April, Adhy bekerja sejak pukul 06.30 pagi dan baru selesai 01.00 dini hari. “Dapat honornya Rp470 ribu, tapi kerja keras banget. Kapok kalau seperti ini lagi,” tutup dia.
Hal serupa dialami Ahmad Rifai, anggota KPPS di TPS 57, Tebet, Jakarta Selatan. Pukul 06.30 pagi sudah ada di TPS dan seluruh proses berakhir pada pukul 02.30 pagi.
“Capek, terlalu banyak C1-nya. Bener-bener seharian kerja karas,” kata bapak dua anak ini.
Rifai menerima honor sebagai anggota KPPS sebesar Rp475 ribu. “Kalau honornya segitu beban kerjanya berat enggak lah, enggak sebanding. Mudah-mudahan di 2024 ada peningkatan,” kata dia.