Londonderry, Gatra.com – Kepolisian setempat mengungkapkan, telah menangkap dua pria di Irlandia Utara atas tuduhan pembunuhan seorang jurnalis, Sabtu (20/4).
Dilansir Reuters, Lyra McKee (29), seorang jurnalis peraih penghargaan yang sedang menulis buku tentang hilangnya para pemuda, selama beberapa dekade atas kekerasan di Irlandia Utara, ditembak mati pada Kamis (18/4).
Dia ditembak saat menyaksikan para pemuda nasionalis Irlandia menyerang polisi dalam sebuah penggerebekan.
Akibat kejadian ini, para politisi menghimbau agar masyarakat tetap tenang pasca penembakan.
Kejadian ini menambah kekhawatiran stabilitas perjanjian damai yang telah ada selama 21 tahun di kawasan itu, kembali terganggu.
Kematiannya menimbulkan kekhawatiran dari kelompok-kelompok kecil minoritas yang berusaha mengeksploitasi ketegangan politik, yang disebabkan oleh keputusan Inggris, untuk meninggalkan Uni Eropa.
Partai-partai politik Irlandia Utara, yang terpecah antara nasionalis Irlandia, --bercita-cita untuk menyatukan wilayah Inggris dengan Irlandia dan serikat pekerja--, menginginkannya tetap menjadi Inggris, mengeluarkan seruan bersama untuk tenang.
"Pembunuhan Lyra adalah serangan terhadap semua orang di komunitas ini, serangan terhadap perdamaian dan proses demokrasi. Inilah waktunya mendinginkan kepala," kata para pemimpin dari enam partai utama dalam sebuah pernyataan.
Diketahui, McKee saat itu sedang menyaksikan kerumunan penonton ketika pemuda setempat menyerang polisi dengan bom molotov dan membakar mobil, yang terekam dalam sebuah video. Polisi mengatakan McKee jadi korban ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah petugas.
Kantor Polisi Irlandia Utara mengatakan pada Sabtu (20/4) bahwa dua pria, berusia 18 tahun dan 19 tahun, telah ditangkap atas tuduhan Undang-Undang Terorisme terkait pembunuhan itu.
Polisi mengatakan penembakan itu kemungkinan dilakukan oleh kelompok kecil IRA baru, dari militan nasionalis Irlandia, yang menentang perjanjian damai Jumat Agung. Selama ini, kelompok itu dituding polisi adalah pelaku penyimpanan bom mobil di luar gedung pengadilan, di Londonderry pada Januari lalu.
IRA merupakan salah satu dari beberapa kelompok kecil yang masih aktif menentang perjanjian 1998, yang sebagian besar mengakhiri tiga dekade kekerasan di wilayah, itu di mana lebih dari 3.600 meninggal.
Reporter : RPB/reuters
Editor: Anthony Djafar