Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Atletik Asia (AAA) menobatkan Eni Nuraeni Sumartoyo sebagai Pelatih Terbaik Asia 2019. AAA memberikan gelar tersebut kepada pelatih sprint nasional Indonesia yang membawa sejumlah anak didiknya meraih medali perak Asian Games 2018 dan membesarkan sprinter Lalu Mohammad Zohri ini dalam acara Gala Dinner, Sabtu malam (20/4).
Pada acara yang dihadiri Presiden AAA, Jen Dahlan; dan Presiden Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF), Sebastian Coe; tersebut, selain Eni, Sekretaris Umum PB PASI, Tigor Tanjung Juga mendapat penghargaan sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Atletik paling berdedikasi.
"Saya berterima kasih kepada AAA atas apresiasinya kepada saya, dan penghargaan ini memicu saya untuk berbuat yang lebih baik lagi," kata Eni melalui keterangan pers yang diterima Gatra.com.
Sebelum meraih perak di Asian Games dan memecahkan Rekornas, tim Estafet 4 x 100m yang terdiri dari Lalu Muhammad Zohri, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara memang menunjukkan peningkatan dalam prestasinya. Baik secara tim maupun secara individu.
Bahkan, berkat tangan dingin Eni, Lalu Muhammad Zohri berhasil menjuarai kejuaran Dunia U20 di Tempere, Finlandia. Mengalahkan sprinter Amerika Serikat dan Jamaika, anak muda yang baru berusia 19 tahun itu mencatatkan waktu mendekati rekor nasional senior dengan waktu 10.18 detik.
Ditanya mengenai masa depan Zohri pasca-Asian Games dan kejuaraan Malaysia Open bulan lalu, Eni meyakini bahwa Lalu Zohri bakal bisa berprestasi lebih baik lagi. "Asal kelemahannya, khususnya di start, Zohri pasti bisa menembus jajaran atlet dengan waktu di bawah 10 detik," ujar Eni.
Selain teknik dalam melatih, khususnya terhadap Lalu Zohri, Eni tidak menekan Zohri berlebihan.? Ia sengaja membuat Zohri melalui tahapan-tahapan latihan sesuai usianya. "Saya biarkan latihannya mengalir saja, tidak ditekan," ungkap Eni.
Kemampuan Eni sebagai pelatih atletik memang bukan baru setahun dua tahun. Nenek 7 cucu dari 3 anak ini sudah menjadi atlet sejak tahun 1985 atau 34 tahun yang lalu.
Eni juga merupakan mantan perenang nasional dan pernah memperkuat tim Indonesia di Asian Games 1962 dan Gabefo 1964. Di Asian Games 1962, dia meraih medali perak dari nomor gaya ganti perorangan dan medali perunggu nomor estafet gaya bebas
Eni yang kini berusia 72 tahun terjun ke dunia atletik karena mengikuti jejak sang suami Sumartoyo Martodihardjo yang sudah lama terlibat di atletik. Ia kemudian mengambil kursus kepelatihan IAAF hingga level 2. "Saya dulu melatih anak-anak, di klub punya pak Hasan [Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan]," ujar Eni.
Ia kemudian dipercaya menjadi pelatih atlet-atlet sprint putra termasuk Pemagang rekornas 100 M Suryo Agung Wibowo. Belakangan ia ditunjuk menangani semua atlet sprinter baik putra maupun putri, termasuk Lalu Zohri dan lainnya.
Kini, satu harapan kepada para atlet didiknya, yaitu tim estafet berhasil lolos ke Olimpiade 2019. "Harapan saya, tim estafet kita bisa lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo," kata Eni.
Harapan tinggi juga Eni gantungkan ke pundak Zohri. Menurutnya, Zohri memiliki bakat dan karakter yang baik. Lantaran itu, dia yakin Zohri masih bisa lebih tinggi lagi berprestasi di masa mendatang. Apalagi usia Zohri masih sangat muda.