Jakarta, Gatra.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama 12 Ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) mengadakan konferensi pers di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (19/4), untuk menyampaikan pernyataan sikap usai pemungutan suara yang dilaksanakan serentak pada 17 April kemarin.
Ketua Umum PBNU juga Ketum LPOI, Said Aqil Siroj memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat yang telah menggunakan suaranya dan semua elemen yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu 2019.
LPOI menyerukan beberapa poin penting kepada umat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI, antara lain agar tetap bersabar menunggu hasil rekapitulasi perhitungan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai satu-satunya lembaga yang diberi kewenangan perundang-undangan.
LPOI juga mengimbau umat menahan diri dan tidak melakukan tindakan hukum atau bersikap inkonstitusional, mengajak seluruh komponen bangsa untuk segera melakukan rekonsiliasi pascapemungutan suara, serta mengajak seluruh umat Islam memperbanyak dzikir, sholawat, dan doa.
“Demokrasi tidak bersebrangan dengan Islam, dan Islam tidak berseberangan dengan demokrasi. Ini adalah bagian perintah agama,” kata Aqil saat menjelaskan esensi demokrasi di dalam ajaran Islam.
Fokus LPOI adalah kepentingan umat serta menghindari agar umat tidak terpecah belah. “Yang dikhawatirkan adalah perpecahan umat di bawah. Kita ingin keutuhan NKRI. Jangan sampai terprovokasi oleh oknum yang ingin memecah belah bangsa,” ujar Nazar Harris, perwakilan organisasi Persatuan Umat Islam (PUI).
Perlu diketahui 13 Ormas Islam yang tergabung dalam LPOI antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, Al Irsyad Al Islamiyyah, Mathlaul Anwar, Al-Ittihadiyyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Ikatan Da’i Indonesia, Azzikra, Al-Washiliyah, Persatuan Tarbiyyah Islamiyah, Persatuan Umat Islam, dan Himpunan Bina Mualaf.