Soe, Gatra.com - Patut disayangkan, di era digital seperti sekarang semua Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mayoritas SMP sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Namun ini bupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ini ada 154 SMP, hanya 6 sekolah yang melaksanakan UNBK.
“Ya, mau bilang apa. Inilah kondisinya. Memalukan memang tetapi mau bilang apa. Jujur saya tidak senang,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan TTS, Edison Sipa (18/4).
Dia menyebutkan seharusnya semua SMP di dalam kota Soe sudah harus melaksanakan UNBK. Namun anehnya mereka memilih menyelenggarakan ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP).
“Ini tak masuk akal. Kalau sekolah–sekolah di pedalaman, Kecamatan alasan ini bisa diterima. Tetapi kalau dalam kota Soe mau alasan apa?" kata Edison Sipa dengan nada kesal.
Bupati TTS, kata Edison Sipa, sangat marah dan menyesalkan ketika mengetahui kondisi ini. Bahkan memerintahkan tahun depan semua SMP tidak boleh lagi melaksanakan ujian nasional berbasis kertas pensil.
"Jujur saja Pak Bupati marah. Padahal, wilayah dalam kota Soe ini tidak ada masalah dengan jaringan internet. Kenapa tidak selenggarakan? Sedangkan SMP Negeri 1 Amanuban Selatan dan SMP Terbuka Amanuban Selatan di pedalaman bisa menyelenggarakan UNBK,” katanya.
Bupati TTS, Epy Tahun kepada Gatra.com menyesalkan 6 SMP dari 154 SMP yang menyelenggarakan UNBK. “Tetapi harap dipahami dulu. Karena saya baru dua bulan dilantik. Yang pasti saya sudah perintahkan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk tahun depan semua sudah harus UNBK ,” katanya (18/4).
Dia mengatakan, seharusnya semua SMP di Kota Kabupaten dan Kota Kecamatan sudah harus menyelenggarakan UNKB. Karena ada listrik dan jaringan internet.
“Ini kota Soe, ibukota Kabupaten, begitu juga di kota Kecamatan semua ada listik dan fasilitas internet. Tetapi saya usahakan dan janji tahun depan tidak ada lagi semacam ini. Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengatur ini," kata Epy Tahun.
Antonius Un Taolin