Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayahadi Hanan menyebut tiga alasan kenapa pasangan Jokowi-Ma'ruf berhasil meraih suara terbanyak pada Pemilu 2019 versi hitung cepat (quick count).
Pertama, sebut Djayadi, adalah faktor incumbent atau petahana. Menurutnya, di wilayah manapun incumbent ikut pemilu maka kemungkinan masyarakat memilih itu sangat banyak, antara lain atas kinerjanya.
"Survei menunjukkan kinerja incumbent diapresiasi cukup tinggi oleh masyarakat. Angka kepuasaannya di kasaran 60-70%," kata Djayadi yang juga Direktur Eksekutif SMRC di Jakarta, Kamis (18/4).
Faktor kedua, adalah kestabilan kondisi ekonomi, politik, dan keamanan. "Kalau hal tersebut stabil cenderung menguntungkan petahana (incumbent) karena masyarakat akan cenderung memilih petahana," ujarnya.
Faktor terkakhir atau ketiga, menurut Djayadi, yaitu bagaimana strategi kerja tim pemenangan kedua kubu yakni Tim Kampanye Nasional (TKN) di kubu 01 dan Badan Pemenenangan Nasional (BPN) di kubu 02.
"Misalnya TKN yang fokus pada daerah yang menjadi lumbung suara terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur, mereka mencoba di Jawa Barat namun tidak mampu mebalikkan suara di Jawa Barat sama dengan hasil 2014 lalu," ungkap Djayadi.