Jakarta, Gatra.com - Publikasi film berjudul Sexy Killers dari Watchdoc Image tak membuat jumlah pemilih golput meningkat di Pemilu 2019.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), data golput tahun 2019 menurun dibanding 2014. Jumlah partisipasi pemilih tahun ini mencapai 83%, sedangkan 2014 hanya sekitar 75%.
"Kalau melihat partisipasi pemilih per hari ini sekitar 83% itu jauh lebih tinggi di pemilu legislatif, pemilu presiden 2014. 2014 pemilu legislatif itu dikasaran 78%, lalu pilpres di kisaran 75%," kata Sirojudin Abbas, Direktur Program SMRC di Balai Kartini, Jakarta (17/4).
Setidaknya, sampai saat ini, sejak film tersebut rilis dikanal YouTube Watchdoc Image pada debat terakhir capres-cawapres 13 April 2019, sudah ditonton 12 juta orang. Secara umum film tersebut bercerita tentang kerusakan lingkungan akibat pembangunan PLTU dengan sumber energi batubara.
Awalnya, di sosial media sudah banyak masyarakat yang berfikir akan melakukan golput karena dalam film tersebut juga bercerita soal dana kampanye, orang-orang di belakang kedua capres-cawapres yang berasal dari perusahaan batubara. Namun Abbas menjelaskan kemungkinan jumlah golput yang menurun karena masalah tersebut memang seringkali terjadi di negara-negara berkembang.
"Saya kira yang melihat video YouTube itu juga tidak terlalu banyak. sebelumnya kan sudah ada juga publikasi film corruption, bisnis pertambangan batubara itu kan juga kurang lebih sama. Problem batubara ini bukan khas Indonesia, itu khas negara-negara berkembang yang mengandalkan energi dari batubara yang dinilai lebih murah," jelasnya.