Surabaya,Gatra.com - Tiket penumpang kereta api jarak menengah dan jauh di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya laku tajam menjelang pencoblosan. Dari data penjualan tiket, Selasa (16/4), ada 19.111 penumpang.
Jumlah penumpang KA itu terdiri dari penumpang kelas eksekutif sebanyak 5.348 penumpang, kelas bisnis 743 penumpang, dan 13.020 penumpang.
Menurut Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto jumlah tersebut naik 20% dibandingkan dengan jumlah penumpang pada kondisi akhir pekan, yang hanya mencapai 14.000-16.000 penumpang per harinya.
"Sementara untuk kondisi jumlah penumpang pada hari-hari biasa tiket yang terjual antara 10.000-12.000 penumpang per harinya," kata Suprapto.
Maka untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada libur pencoblosan pemilu dan libur Wafat Isa Al Masih, kata Suprapto, pihak PT KAI Daop 8 Surabaya akan menambah 1 gerbong kereta eksekutif pada perjalanan KA Turanggga rute Surabaya Gubeng-Bandung dan KA Sancaka rute Surabaya Gubeng - Yogyakarta.
Selain itu, ada 2 perjalanan KA tambahan yang beroperasi di koridor Gubeng-Malang dan Malang-Gubeng.
"Sementara untuk jumlah penumpang KA lokal pada hari ini diprediksi bisa mencapai jumlah 20.000 penumpang. Angka ini sama dengan kondisi penumpang KA Lokal pada saat kondisi akhir pekan yang mencapai 20.000 penumpang per hari," ujarnya.
Suprapto mengatakan, untuk menjamin rasa aman bagi para penumpang menjelang pencoblosan pemilu, pihak PT KAI Daop 8 mendapat tambahan tenaga keamanan sebanyak 12 personil.
Tenaga keamanan ini selanjutnya akan disebar untuk menjaga keamanan di stasiun, di atas kereta, dan di jalur-jalur rel secara mobile. Selama masa pemilu ini, 12 tenaga keamanan itu akan disebar masing-masing empat personil di Stasiun Gubeng, Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Malang.
"Dominasi tujuan penumpang dari KA Menengah dan jauh di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya diantara Jakarta, Bandung, Jember, Jogyakarta dan Semarang. Sementara untuk penumpang KA lokal tujuan dominan diantaranya Malang, Mojokerto dan Bojonegoro," pungkas Suprapto.
Reporter: Muhammad Rizky
Editor: Bernadetta Febriana