Jakarta, Gatra.com - Potensi masyarakat Indonesia menyebarkan haoks di media sosial (medsos) sangat tinggi. Penggunaan medsos tanpa didukung literasi dan bacaan yang memadai.
Menurut data We Are Social, Indonesia menempati peringkat keempat di dunia lamanya bermain medsos dengan waktu rata-rata 4 jam 17 menit. Di sisi lain, The World Most Literate Nation Study menyebut tingkat literasi dan bacaan masyarakat Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.
"Harus ada upaya konkret untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia terlebih di media sosial," ungkap praktisi medsos Maman Suherman dalam diskusi media yang diselenggarakan ICMI, di Jakarta Selatan, Selasa (16/4).
Sementara itu, akademisi Fakultas Hukum Monash University Nadirsyah Hosen menekankan pentingnya literasi digital masuk dalam kurikulum pendidikan.
"Kalau dulu madrasah atau pesantren ada ilmu mustholah hadits, untuk menyaring hadits palsu, Kemendikbud perlu buat ilmu mustholah medsos, menyaring berita palsu termasuk juga harus asa materi etika bermedsos," tekan Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia yang akrib disapa Gus Nadir ini.
Nadir juga mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberlakukan wajib baca dan tidak hanya wajib belajar. Menurut dia, orang yang sekolah belum tentu membaca.