Home Politik KKSB Tembaki POs TNI di Nduga Jelang Pemilu

KKSB Tembaki POs TNI di Nduga Jelang Pemilu

Jayapura, Gatra.com - Pos TNI di Mugi ditembaki kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) jelang pemilihan umum serentak yang akan dilakukan pada 17 April esok hari.

Penembakan Pos TNI Mugi yang ditempati Satgas YR 321/GT terjadi pada Senin (15/4), pukul 11.45 WIT ditembaki dari arah Utara dan timur, atau tepatnya dari belakang pos tersebut.

Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti, Kolonel Inf Binsar Sianipar menuturkan KKSB menembaki dari arah 400-500 meter dari pos.

"KKSB ini kan sengaja mengganggu, sehingga situasi tidak aman jelang Pemilihan Umum besok di Kabupaten Nduga," ujarnya, Selasa (16/4).

Informasi yang diterima Gatra.com menyebutkan kelompok yang menembaki pos TNI Mugi berjumlah lebih dari 6 orang dengan tarian waita, atau tarian perang dekat sebuah honai.

Aksi baku tembak pun tak terhindarkan, Danrem menyebutkan penembakan terjadi hingga 1-2 jam, namun menurut Binsar hanya 3-4 kali KKSB mengeluarkan amunisi dari senjatanya.

"Mereka pasti juga berpikir tak mau kehilangan banyak peluru, karena jaraknya yang jauh dari pos yang ditembaki," ujarnya.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan dalam aksi baku tembak diketahui satu orang KKSB kena tembak dan tewas.

Menurut Aidi, informasi ini diterimanya dari pelacakan secara acak radio SSB yang dipegang oleh KKSB. "Kami bisa masuk ke frekwensi radio KKSB yang terdengar bahwa Egianus Kogoya marah besar. Dia marah mungkin ada anggotanya yang tertembak,” kata Aidi, Selasa (16/4).

Selain itu, kata Aidi, dari frekuensi yang didapatkan terdengar suara gaduh seperti teriakan dan keinginan untuk memboikot pemilu. Tak lama kemudian, anggota KKSB terlihat dari dalam hutan berjumlah sekitar 10 orang.

Walau begitu, kata Aidi, dalam aksi baku tembakan, secara terbidik dan dipastikan ada satu yang tertembak,.

Aidi menyampaikan, jenazah anggota KKSB yang dipastikan tewas itu langsung dibawa oleh kawanannya kedalam hutan dan berpencar. “Dari kebiasaanya mereka itu kalau ada yang gugur seperti itu langsung dibakar karena dianggap membawa sial, bagi kelompoknya jika tak berhasil dibawa pulang,” ujarnya.

"Kami belum melakukan pengejaran lagi, karena cuaca buruk, hujan dan berkabut," jelas Aidi.

 

Reporter: Khatarina Lita

Editor: Bernadetta Febriana