Jakarta, Gatra.com - Jelang pencoblosan untuk pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada 17 April nanti, para investor terus menahan diri untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir tingkat kerugian akibat pemilu 2019.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal menyebutkan bahwa para pelaku usaha akan terus melakukan penundaan investasi hingga masa pemilu berakhir. Maka dari itu, tingkat dana investasi yang masuk ke Indonesia pun mengalami perlambatan.
"Untuk pengambilan keputusan penting, ini kan dia harus tau kepastian kebijakan pemimpin politik karena investasi itu kan prospeknya bukan hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang," jelasnya ketika dihubungi Gatra.com, Senin (15/4).
Faisal juga mengatakan yang menunda untuk berinvestasi bukan satu ataupun dua jenis sektor industri. Namun, hampir semua sektor yang melakukan hal tersebut.
"Jadi dia melihat dari sisi stabilitas, terus bagaimana kelangsungan prospek daripada bisnis itu setelah pimpinannya terpilih, ini yang membuat mereka harus menahan dulu keputusannya, nanti setelah jelas baru mereka lebih yakin," tambah dia.
Ia juga menambahkan, apabila petahana kembali memenangkan pemilu 2019. Maka, kemungkinan besar keputusan bisnis bisa lebih cepat dilaksanakan pelaku usaha.
"Kalau tim oposisi yang menang itu biasanya mungkin lebih lama karena proses transisi secara institusional dan juga secara kebijakan mungkin lebih lama," tutup Faisal.