Jakarta, Gatra.com- Hasil riset Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) menyebutkan bahwa pembangunan tol yang masif di Jawa telah banyak menghilangkan lahan pertanian, terutama area persawahan.
Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono menuturkan, total sawah yang hilang akibat pembangunan tol ialah seluas 49.000 hektar atau setara luas Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan konversi pembangunan tol menjadi pembangunan transportasi "Ramah Sawah" dengan pembangunan jalur kereta api.
"Pembangunan infrastruktur transportasi berupa tol di era Jokowi luar biasa, tapi ada efek samping yang kurang diperhatikan, yakni hilangnya areal persawahan. Maka kita usul kedepan tak lagi berbasis jalan tol tapi berbasis rel," ungkap Yusuf kepada Gatra.com, Senin (15/4).
Sementara menurut Peneliti IDEAS Febby Meidawati, transportasi berbasis rel lebih ramah terhadap lahan pertanian produktif. "Kebutuhan lahan infrastruktur kereta hanya sepertiga dari jalan tol, dan juga dengan dampak ikutan konversi sawah yang jauh lebih rendah," ujarnya.
Febby menambahkan sistem transportasi berbasis rel menjanjikan efisiensi tinggi seperti daya angkut barang yang lebih besar, layanan perjalanan penumpang dengan kecepatan tinggi, dan transportasi massal untuk komuter di daerah urban.
"High-speed railway sangat kompetitif dengan transportasi udara untuk perjalanan jarak jauh-menengah, baik dari sisi biaya, waktu, kenyamanan maupun keselamatan. Juga hemat bahan bakar, tingkat kecelakaan rendah, dan kebutuhan lahan yang minimal, transportasi berbasis rel cenderung akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," papar Febby.