Jakarta, Gatra.com – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkapkan penggunaan biodiesel 100% (B100) dari minyak kelapa sawit (CPO) merupakan bentuk perlawanan terhadap pembatasan CPO asal Indonesia oleh Eropa. CPO yang dulunya diekspor, dapat diserap pasar domestik karena menjadi sumber nabati untuk membuat bahan bakar.
“Negara-negara Eropa dari awal sudah black campaign terhadap sawit. Kita langsung mengalihkannya ke B100” tegas Amran di kantornya, Jakarta, Senin (15/4).
Ia juga menjelaskan B100 adalah bahan bakar ramah lingkungan. Kementan mencatat, kadar karbon monoksida (CO) pada biodiesel lebih rendah 48% dibandingkan solar.
"Berdasarkan uji coba, tidak mengeluarkan asap," ujar Amran.
Baca Juga: Kementan Uji Coba B100 pada Alat Pertanian, Apa Hasilnya?
Kementan tengah menyiapkan komersialisasi. Targetnya selesai dalam 2-5 tahun ke depan. Kata Amran, penggunaan B100 memungkinkan Indonesia memiliki kontrol atas energi dunia. Apabila harga CPO bagus, maka masyarakat akan menjual dalam bentuk CPO. Sedangkan jika harga CPO tengah jatuh, maka masyarakat menjual dalam bentuk biodiesel.
Baca Juga: Kementan Siapkan Komersialisasi B100
Ia menambahkan saat peluncuran B20 tempo lalu, harga CPO langsung naik. Melalui program B100 pula maka kemandirian energi bisa terpenuhi. “Melalui B100, kedaulatan energi bisa kita capai” ujar Amran," kata Amran.