Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan uji coba penggunaan biodiesel 100% atau B100 kepada mobil dan alat-alat pertanian. Tes kali ini dilakukan terhadap 50 kendaraan. Bahan bakar nabati (BBN) dari minyak kelapa sawit ini sudah lolos 18 komponen ujian standar emisi.
"Penelitian sudah kami lakukan sejak 2009 untuk menghasilkan bahan bakar nabati," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Fadjry Djufry di halaman kantor Kementan, Senin (15/4).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menambahkan sebelumnya, Kementan juga telah dilakukan uji coba B100 kepada mobil dengan jarak tempuh 6.000 km. Penelitian ini telah dilakukan selama 2 tahun. Kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menghemat cadangan energi fosil, serta ramah lingkungan.
Amran menjabarkan, pada 2018 kebutuhan solar sebesar 16 juta kilo liter. Dari jumlah itu, sebanyak 6 juta di antaranya dipenuhi dari biodiesel B20. Penggunaan BBN yang sumber energinya berasal dari sumber daya alam Indonesia juga akan mengurangi impor BBM
"B100 dapat menghemat devisa negara sebesar Rp150 triliun" ujarnya
Ia mengklaim penggunaan BBN juga lebih efisien bagi konsumen. Harga biodiesel saat ini adalah Rp8.400 per liter. Penggunaan B100 lebih efisien karena menjangkau jarak tempuh 13,1 km per liter. Sedangkan solar hanya mampu menjangkau 9,6 km per liter. Amran berhitung, biaya penggunaan B100 hanya Rp742 per km, sedangkan solar membutuhkan ongkos Rp1.000 per km.
"Artinya kita menghemat 25-30%" ujarnya.