Jakarta, Gatra.com - Salah satu pendiri Indonesian Confrence on Religion and Peace (ICRP), Musdah Mulia memaparkan feminisme justru berasal dari sudut pandang agama. Menurutnya, feminisme memperjuangkan kesetaraan manusia dan semua agama pun mengajarkan hal tersebut.

"Semua agama mengajarkan dignity, pentingnya menghargai sesama manusia" ujarnya dalam diskusi yang bertajuk Feminisme dalam Islam di Jakarta, Minggu (14/4).

Lebih lanjut, Musdah membedah feminisme dalam sudut pandang Islam di mana menurutnya feminisme sangat berkaitan dengan tauhid atau keyakinan kita pada tuhan yang maha esa. Pasalnya, Islam mengajarkan hanya ada satu zat tertinggi yaitu tuhan. Apabila muslim memahami esensi tersebut maka semua orang akan memperlakukan semua manusia dengan setara.

"Kalau memahami tauhid dengan benar berati semuanya makhluk, prinsip kesetaraan, kebebasan dengan bertanggung jawab", ujar Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) tersebut.

Musdah menegaskan feminisme merupakan gerakan yang lahir dari keresahan perempuan dalam menggapai posisi-posisi tertentu di masyarakat. Kaum hawa harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan peluang yang dengan laki-laki. Maka, sebenarnya feminisme tidak hanya memperjuangkan hak perempuan, tetapi bagaiaman agar semua manusia memiliki kesempatan sama.

"Perempuan menggapai puncak enggak semudah laki-laki. Perempuan yang sukses, berjuang 10 kali lebih berat. Akses enggak disediakan. Kita harus merebut sendiri. Sehingga feminisme menginginkan dua-dua nya memiliki kesempatan sama" tegasnya.