Purbalingga, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mendorong petani untuk menanam varietas unggul guna mempertahankan surplus beras. Pada 2018 , Purbalingga membukukan surplus beras sebanyak 69.798 ton.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Lily Purwati, mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan Purbalingga surplus beras adalah penerapan teknik tanam yang baik dan pemilihan varietas padi. Selain produksivitas bagus, varietas yang ditanam juga tahan serangan wereng.
"Tahun lalu serangan wereng cukup banyak. Namun, petani kita juga sudah pintar dengan menanam varitas inpari yang tahan wereng. Tahun 2019 pun sama," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Minggu (14/4).
Pada 2019, kata Lily, luas tanam padi pada masa tanam pertama (MT 1) periode Oktober 2018 sampai Maret 2019 mencapai 19.975 hektare. Jumlah ini merupakan 43,67 persen dari luas tanam yang ditargetkan Kementerian Pertanian pada periode Oktober 2018 sampai September 2019, yakni: 45.733 hektare.
Dinas Pertanian juga mengimbau petani agar mempercepat musim tanam. Pasalnya, pada Juni mendatang, Purbalingga memasuki musim kemarau. Harapannya, saat kemarau, tanaman padi sudah cukup kuat menahan cekaman cuaca kering. "Juni diprediksi masuk kemarau, nanti setelah panen juga dilakukan gerakan gropyokan.untuk mengatisipasi serangan hama tikus," kata Lily.
Lebih lanjut, Lily mengemukakan, capaian surplus beras 2018 lalu lebih baik dari 2017 dan 2016. Pada 2017, surplus hanya 53 ribu ton dan 2016 sebanyak 51 ribu ton. “Jadi, ada peningkatan yang lumayan signifikan,” ujarnya.
Dari luasan panen 42.346 hektare, kata Lily, produktivitas rata-rata mencapai 66,44 kuintal gabah kering panen (GKP) per hektare. GKP itu menjadi gabah kering giling (GKG) sebanyak 281.368 ton. Dengan rendemen beras sebesar 63 persen, beras yang dihasilkan adalah 177.825 ton.
"Penyusutan sebesar 10,49 persen. Jadi, produksi netto beras 159.171 ton. Sedangkan, kebutuhan beras untuk masyarakat Purbalingga selama satu tahun sebanyak 89.373 ton, surplus 69,798 ton," tutur Lily.
Sementara, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengatakan bahwa petani perlu menerapkan teknis intensifikasi pertanian. Sebab, penyusutan lahan pertanian, khususnya di Pulau Jawa, selalu terjadi tiap tahun. Peuasan lahan pertanian mustahil dilakukan di Jawa.
"Dengan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) dan bantuan rehabilitasi irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di Kabupaten Purbalingga," ucap bupati.
Reporter: Ridlo Susanto
Reporter:
Ridlo Susanto