Semarang, Gatra.com - Aksi unik dilakukan delapan pemuda di pinggir Lapangan Pancasila, Simpanglima Semarang. Tubuh mereka berlumur cat merah, yang di dada masing-masing tertera sebuah huruf putih. Begitu mereka berdiri berjejer, terbentuklah tulisan "No Golput".
Itulah aksi yang dilakukan para pemuda yang tergabung dalam Kelompok Milenial Antigolput Semarang ini. Aksi untuk mengajak masyarakat untuk tidak golput pada pemilu 17 April itu menarik perhatian pengunjung car free day (CFD) di kawasan Simpang Lima, Minggu (14/4). Untuk mengampanyekan antigolput itu mereka berjalan dari kawasan Simpanglima hingga di Jalan Pahlawan, sejauh satu kilometer.
Aksi Kelompok Milenial Antigolput Semarang ini didukung sejumlah anggota Semarangker atau komunitas penjelajah tempat angker, serta pegiat milenial Jawa Tengah.
Koordinator Kelompok Milenial Antigolput Semarang, Ivan Handoko, mengemukakan bahwa aksi tersebut tujuan untuk mengajak masyarakat, terutama kalangan milenial, untuk menggunakan hak pilih pada pemilu 17 April.
Sikap golput, kata Ivan, bukanlah solusi yang tepat karena masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan di bilik suara tempat pemungutan suara (TPS). Terlebih lagi, anggaran untuk pemilu serentak pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) 2019 cukup besar, yakni Rp24,8 triliun
“Kami mengajak para milenial untuk datang ke TPS dan memilih pemimpin yang terbaik. Jangan sambapai bilang: sapa ae sing dadi ora urusanku (siapa pun yang terpilih bukan urusanku). Kalau soal pilihan, terserah karena mereka sudah cerdas dalam menentukan pilihan,” kata Ivan.
Menurut Ivan, yang mendorong Kelompok Milenial Antigolput Semarang menggelar aksi karena merasa resah dengan hasil survei sejumlah lembaga yang memprediksi golongan putih atau golput milenial meningkat pada pemilu 2019.
“Milenial apatis terhadap politik. Dari hasil survei angka golput milenial lebih dari 40 persen,” ujarnya.
Reporter : Insetyonoto