Banjarnegara, Gatra.com – Pelapor sekaligus saksi utama mafia sepak bola Indonesia, Lasmi Indaryani, mengaku lebih percaya diri dan nyaman setelah secara resmi mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Ia mengaku lebih siap menghadapi persidangan.
Kepastian itu diperoleh Lasmi dari kuasa hukumnya Boyamin Saiman dari Jakarta, Jumat (12/4) lalu. Hari itu, tim kuasa hukum menerima undangan dari LPSK untuk menerima dokumen-dokumen terkait perlindungan saksi. LPSK mengabulkan permohonan perlindungan saksi yang diajukan Lasmi pada awal Maret lalu.
“Yang terima informasi langsung adalah Pak Boyamin. Kebetulan beliau kan yang di Jakarta. Sedangkan saya belum bisa ke Jakarta,” katanya.
Seuusai menerima dokumen tentang perlindungan saksi tersebut, tim kuasa hukum Lasmi mendatangi Satgas Antimafia Bola Polri untuk memberitahu bahwa Lasmi Indaryani, saksi pelapor yang juga mantan bekas manajer klub sepak bola Persibara Banjarnegara dan Timnas Putri U-16, telah berada dalam perlindungan LPSK.
“Tadi kuasa hukum juga ada pemberitahuan ke Satgas Antimafia Bola Polri untuk memberitahu bahwa Lasmi sudah dalam perlindungan LPSK,” ujarnya.
Tetapi, hingga saat ini, ia mengaku belum mengetahui secara rinci prosedur perlindungan saksi yang akan diterapkan oleh LPSK. Lasmi mendengar bahwa LPSK akan menyiapkan rumah aman yang dijaga oleh petugas keamanan. Selain itu, aktivitasnya juga akan dipantau oleh tim keamanan yang dbentuk oleh LPSK.
“Ya, pastinya saya akan dijamin keselematan sampai masa sidang dan setelah sidang. Kalau secara rinci prosesnya seperti apa LPSK yang bisa menjawab, Mas. Yang saya dengar sih, ada rumah aman,” katanya.
Lasmi berterima kasih kepada LPSK yang telah mengabulkan permohonannya. Menurut dia, kepastian perlindungan itu membuatnya tambah percaya diri bersaksi di depan persidangan. Dalam perlindungan LPSK, dia merasa lebih aman dan nyaman.
Dia berharap proses persidangan dilakukan secepatnya. Di persidangan nanti, Lasmi berjanji akan mengungkapkan fakta-fakta sesuai dengan yang dialaminya sebagai saksi sekaligus korban mafia bola.
“Ya, paling saya mengingat-ingat lagi fakta-fakta yang saya ketahui, penipuan terhadap saya,” ucapnya.
Reporter: Ridlo Susanto