Jakarta, Gatra.com - Debat Capres-cawapres kelima yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta menyuguhkan debat yang menarik. Salah satunya pernyataan paslon nomor urut 02 yang mengatakan ekonomi negara ini sudah salah arah.
Prabowo yang menyinggung hal ini juga membawa pemerintahan sebelumnya. Padahal presiden SBY yang menjabat sebelum Joko Widodo masuk dalam barisan koalisi paslon nomor urut 02. Baca juga: Hasto: Rakyat Akan Menilai Skor Debat Pamungkas
"Ya itu sebenarnya ketidakkonsistenan dari pak Prabowo sejak awal. Pak Prabowo mengatakan kita ini salah arah, kita ini tanpa strategi, 'saya punya strategi', tapi beliau tidak menjelaskan strategi itu apa?" tutur Sekjen TKN Hasto Kristiyanto kepada wartawan usai nobar di jalan Cipeucang II, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (13/4).
Menurut Hasto, Paslon nomor urut 02 merasa gentar akan bayangan masa lalu dimana kekayaan negara diboyong ke luar negeri ataupun juga mengenai impor tanpa gagasan yang jelas. Baca juga: Rasio Pajak Disinggung Prabowo, TKN: Jokowi Melakukan Koreksi Total
"Beliau hanya dihantui oleh ketakutan masa lalu, ketakutan terhadap kekayaan yang lari ke luar negeri, ketakutan terhadap impor pangan tetapi tidak ada gagasan yang konkret," ucapnya.
Baginya, Jokowi bisa menjawab itu semua dengan melakukan langkah-langkah strategis. Membangun sarana dan juga ada yang diberdayakan. Baca juga: Kebocoran APBN, Pengamat: Jokowi Belum Memaksimalkan Potensi
"Pak Jokowi menjawab bagaimana waduk-waduk harus dibangun, bagaimana penelitian di bidang pangan harus dikembangkan, bagaimana petani harus diberdayakan, sehingga perlahan tapi pasti kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor itu," jelas Hasto.
Ia juga menyindir jika hal itu yang membedakan antara Jokowi dan Prabowo. "Ini yang membedakan pemimpin yang bekerja dengan pemimpin yang beretorika," tutupnya.