Jakarta, Gatra.com - Prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia saat ini telah mencapai 1,5%. Ini jumlah yang terbilang tinggi karena artinya ada 15 dari 1000 orang di Indonesia yang menderita penyakit jantung.
Peningkatan risiko penyakit jantung ini tak lepas dari pola hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Menurut Kepala Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes, dr. Asik Surya, salah satu kelompok yang berisiko terkena penyakit jantung adalah generasi milenial.
"Generasi milenial saat ini telah mengalami perubahan sikap akibat perkembangan teknologi. Kurang bergerak, karena hampir segala hal bisa lewat gadget," ujar dr. Asik dalam acara diskusi publik yang digelar oleh Philip Indonesia di Jakarta, Kamis (11/4).
Baca Juga: Konsumsi Sayur dan Buah-buahan Dapat Menekan Risiko Kanker dan Jantung
Selain itu, kultur makanan di Indonesia juga menjadi salah satu faktor timbulnya risiko terkena penyakit jantung. Hampir semua makanan di Indonesia mengandung GGL (Gula, Garam, dan Lemak).
"Seharusnya di dalam bungkus makanan ditulis risiko yang dapat ditimbulkan karena kelebihan GGL, agar masyarakat tahu risiko yang terjadi bila mengonsumsi GGL berlebihan," jelas Asik.
Sejalan dengan dr. Asik, Wakil Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), dr. Ario Soeryo Kuncoro, mengatakan bahwa faktor utama risiko penyakit jantung adalah kelebihan mengonsumsi GGL yang terkandung dalam makanan.
"Satu lagi penyebab penyakit jantung adalah rokok atau pun vape. Asap rokok vape ini tidak memiliki bau yang mengganggu, menjadikannya lebih dapat diterima oleh masyarakat. Padahal dampaknya sama seperti rokok pada umumnya," jelasnya.
Baca Juga: PDK3MI: Bonus Demografi Terancam Jika Rokok dan TAR Tidak Dihentikan
Ario melanjutkan, bahwa saat ini ada sebuah rokok elektrik yang tidak memiliki bau bahkan asap. Molekul nikotin yang dihasilkan lebih kecil sehingga lebih cepat masuk ke dalam paru-paru kita bahkan ke bagian yang terkecil.
"Jadi kita harus tetap waspada, siapa tahu ada orang yang menggunakan rokok elektrik di sekitar kita. Jangan sampai kita yang tidak merokok terkena dampak perokok pasif," imbaunya.
Tips untuk hidup sehat dan menghindari penyakit jantung, lanjutnya, adalah dengan melakukan kontrol teratur pada kolesterol dan tekanan darah. Kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, hindari merokok, olah raga teratur, dan mengontrol stres.