Home Kesehatan Positif Corona di Sumut Naik Karena Antri Spesimen

Positif Corona di Sumut Naik Karena Antri Spesimen

Medan, Gatra.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covis 19 Sumatera Utara (Sumut) menyebutkan bahwa kenaikan jumlah positif corona dalam beberapa terakhir merupakan hasil pemeriksaan spesimen yang sebelumnya antri di laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR).

Juru bicara GTPP Covid 19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan bahwa kenaikan angka tersebut merupakan hasil pemeriksaan laboratorium beberapa hari yang lalu. Namun mantan kepala dinas kesehatan Kabupaten Asahan tersebut juga membenarkan bahwa penularan masih terjadi di lingkungan masyarakat. “Itu hasil pemeriksaan laboratorium beberapa hari yang lalu, penularan di masyarakat pasti masih terjadi,” terangnya, Senin (25/5).

Positif corona yang dikonfirmasi Senin (25/5) pukul 16:00 wib sebanyak 315 orang. Mengalami kenaikan 4 kasus dari sebelumnya hanya 311 kasus. Sementara pada Jumat (22/5) jumlah positif covid 19 sebanyak 285 kasus. Kemudian pada hari Sabtu (23/5) mengalami kenaikan sebanyak 9 kasus sehingga menjadi 294 orang.

Pada hari Minggu (24/5) kasus positif menjadi 311 atau mengalami kenaikan 17 orang. Sementara PDP Sabtu (23/5) jumlah sebanyak 178 orang. Sementara data terakhir menyebutkan jumlah PDP sebanyak 181 orang dan angka terakhir, Senin (25/5) sebanyak 175. Orang Dalam Pengawasan (ODP) berjumlah 462 orang, mengalami kenaikan 458 orang.

Anggota Pansus Covid 19, DPRD Sumut, Irwan Simamora sangat menyesalkan antri dalam pemeriksaan swab. Menurutnya dengan keberadaan laboratorium di Sumut maka masyarakat dapat menerima hasil tepat waktu.

“Benar memang bahwa kesadaran masyarakat juga minim. Namun kita juga harus melihat bahwa angka PDP tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Jadi kenaikan ini murni karena antri spesimen di laboratorium,” jelasnya.

Irwan mengatakan bahwa pihaknya akan mempertanyakan proses pemeriksaan di laboratorium PCR yang selama ini harus menunggu beberapa hari untuk mengetahui hasil. “Kemarin memang sudah dijelaskan melalaui media bahwa pemeriksaan dilakukan berulang. Ada dua sampe tiga kali untuk satu spesimen. Namun pihak laboratorium bisa mengukur waktu agar masyarakat mudah mengetahuinya,” terangnya.

4511