Jakarta, Gatra.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengklarifikasi terkait kabar sejumlah kasus kesalahan input data formulir C1 yang tengah ramai di media sosial.
Ketua KPU, Arief Budiman mengatakan kesalahan input itu dikarenakan faktor kelelahan. Hal itu menurutnya murni human error. Alasannya karena para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bekerja terlalu forsir.
“KPPS itu bekerja sebagai dari mereka bahkan lebih dari 24 jam. Mulai jam 6 pagi kan mereka sudah persiapkan. Jam 7 pagi kemudian mulai pemungutan perhitungan suara. Itu bahkan ada yang selesainya setelah matahari terbenam. Jadi tentu ada kelelahan,” kata Arief dalam konferensi pers monitoring penghitungan suara di Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).
Kemungkinan kesalahan sejumlah data itu kata Arief bisa terjadi pada tahap KPPS-nya. Kemudian bisa juga terjadi pada operator input penghitungan suara (situng). Untuk operator situng, saat ini dilakukan di tingkat KPU Kabupaten/Kota.
Untuk kesalah input data itu, KPU mengatakan akan terus akan melakukan koreksi. Ia berjanji tidak akan melakukan pembiaran terhadap kesalahan-kesalahan seperti itu.
Sementara itu, terkait sejumlah pihak menuding KPU melakukan kecurangan, Arief membantah keras. Ia dengan tegas mengatakan tidak ada unsur kecurangan yang terjadi. Menurutnya saat ini informasi yang diberikan sudah sangat terbuka. Sehingga jika ada yang menduga bahwa KPU melakukan kecurangan justru menurutnya aneh.
“Kalau ada yang menduga bahwa kami lakukan kecurangan, masa kami publikasikan,” ujar Arief
Sebelumnya heboh di media sosial terkait perbedaan data situng di laman KPU dengan hasil form C1 di sejumlah TPS. Diantaranya TPS 25 Desa Banjarnegara, Kec Mertoyudan, Kab. Magelang; TPS 10 Desa Laksamana, Kec Dumai Kota, Kabupaten Dumai; TPS 93 Kelurahan Bidara Cina, Kec Jatinegara; dan sejumlah TPS lainnya.