Yogyakarta, Gatra.com - Festival film internasional terbesar di Indonesia, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) resmi dibuka Selasa malam (27/11). Bertempat di Jogja National Museum (JNM), Wirobrajan, Yogyakarta, helatan tahunan ini dihadiri sekitar 500 orang yang terdiri dari perwakilan pemerintah, sineas, hingga para pencinta film.
“Ini kali pertama kita pakai venue ini. Harapannya venue ini bisa jadi ruang bagi filmmaker. Filmmaker dari Asia bisa berkembang lebih jauh. Ini jadi tempat untuk melakukan itu,” sebut Presiden JAFF, Budi Irawan.
Kepala Bidang Apresiasi Tenaga Perfilman dan Pengarsipan, Pusat Pengembangan (Pusbang) Film, Kemendikbud, M. Sanggupri mengapresiasi JAFF sebagai satu peristiwa budaya yang penting. Sebagai ajang untuk melihat budaya Asia.
Baca Juga: Gaza Gelar Festival Film: Kirim Pesan Pentingnya Perdamaian Dunia
“Kekuatan Asia bukan hanya sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berlimpah, tapi juga sumber daya budayanya. Indonesia masuk jajaran Asia yang memiliki kekayaan budaya melimpah. Indonesia salah satu negara adidaya budaya,” sebutnya.
Deputi Pemasaran, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Joshua Simandjuntak menambahkan kalau film masuk sebagai salah satu sektor prioritas Bekraf. Memang, tak disangkal sumbangan bisnis film ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah, yakni masih sekitar 0,17%.
“Tapi ini artinya jadi satu kesempatan untuk membesarkan sektor ini. Buktinya, pertumbuhan kontribusi film ke sektor ekonomi kreatif tertinggi kedua, mencapai 10,9%,” sebutnya.
Terlebih lagi mengacu pada fakta bahwa jumlah penonton film di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada 2015 jumlahnya hanya 13,5 juta, maka di 2018 jumlah ini melonjak menjadi 42,7 juta. “Industri film benar-benar sedang bergairah. Maka festival seperti ini jadi sumber prioritas terciptanya ekosistem film,” kata dia lagi.
Baca Juga: Kelas Edukasi Bersama Ernest Prakasa dan Reza Rahadian di JAFF 2018
Staf Khusus Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bidang Administrasi Umum, I Gusti Ngurah Putra menyebut kalau festival JAFF sendiri sudah masuk dalam 100 Wonderful Event Indonesia 2018. Dengan kata lain, festival ini dipandang serius oleh pemerintah sebagai potensi luar biasa demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.
“Kegiatan ini jelas berkontribusi pada wisata. Orang-orang jadi punya alasan untuk tinggal lebih lama di kota ini. Wajar kalau target kunjungan wisatawan ke DIY selalu melebihi target,” pungkasnya.
JAFF 2018 berlangsung selama 27 November hingga 4 Desember mendatang. Mengusung tema “Disruption”, penonton bisa menyaksikan 127 judul film dari 27 negara. Tak hanya memutar film, ada pula banyak kelas dan workshop yang bisa diikuti di tiga lokasi: JNM, XXI Empire, dan Cinemaxx Lippo Mall.
Flora L.Y. Barus